Ayah
bagaimana saya harus memulai memberitahukan Ayah, begitu banyak hal
yang menimpa kami setelah Ayah pergi.
Ayah pergi begitu tiba tiba dan
semua yang Ayah tinggalkan lenyap begitu cepat.
Kami sekarang tinggal di sebuah kamar sewaan yang kecil dengan lampu redup-redup, dan tempat tidur yang patah.
Ayah,
apakah semua anak kecil harus menderita ketika Ayahnya pergi untuk
selama-lamanya?
Seandainya Ayah tahu bagaimana lapar dan dingin yang
kami rasakan. Saya yakin Ayah, bila Ayah tahu bahwa Ibu dan saya menjalani
semuanya ini dalam seminggu, 7 hari. Hati Ayah akan hancur.
Saya
tahu Ayah tidak bermaksud meninggalkan kami mengalami ini semua.
Ayah
begitu mencintai dan memberikan segala sesuatu untuk kami. Bahkan
mengambil pinjaman. Saya masih ingat saat Ayah harus bekerja keras
hingga malam.
Sehingga Ibu dapat memiliki mesin jahit dan saya memiliki
baju baru. Sekarang Ibu harus mencuci pakaian tetangga setiap hari juga
menjahit setiap malam supaya saya dapat bersekolah dan Ibu berpikir itu
adalah kewajibannya.
Saya ingin membantu Ibu walaupun saya masih kecil.
Saya bisa mencuci piring, mencabut rumput dan mungkin juga memperoleh
lima ribu rupiah untuk pekerjaan-pekerjaan itu.
Saya tidak iri dengan
Susan, walaupun ia tinggal di rumahnya sendiri, menyisir dengan sisir
yang bagus.
Dia tidak pernah merasa lapar, dingin dan selalu berpakaian
bagus. Karena saya tahu tidak seorangpun yang mempunyai Ayah dan Ibu
yang lebih baik dari punyaku.
Ayah kadang kala saya menangis, karena
saya tidak mengerti. Mengapa Ibu terus menerus menangis.
Ayah
mohonlah kepada Tuhan untuk membantu, untuk membahagiakan Ibu kembali.
Saya benar-benar kehilangan Ayah dan sekarang saya
kehilangan senyuman Ibu.
Bagaimana saya bisa membahagiakan Ibu karena
saya sendiripun sedih dan bingung.
Saya tidak tahu mengapa?
Ayah ada satu hal yang saya ketahui dan berharap Ayah tidak akan marah bila saya ungkapkan, ayah Susan meninggalkan mereka ASURANSI ketika ia meninggal. Ini benar Ayah.
Setiap orang mengatakan Ayah begitu muda sehat dan kuat. Ayah berkata kalau ASURANSI
itu tidak perlu dan tidak seorangpun berpikir itu salah.
Meskipun
demikian, tidaklah baik bagi kami untuk mengatakan bahwa karena itu saya
dan Ibu harus menderita hari ini.
Semoga para Ayah menyadari bahwa anak-anak mereka membutuhkan ASURANSI,
sehingga mereka tidak bergantung pada Ayahnya yang sudah tiada.
Dan akhirnya menjadi BEBAN orang lain.
Hidup menjadi kehinaan dan terpuruk menderita dan jauh dari masa depan yang sejahtera.
Karena mau tidak mau
suatu hari Ayah mereka pasti meninggal dan Ibu mereka tidak perlu
menangis setiap malam. Juga anak- anak tidak perlu bertanya, kenapa
Ayah, kenapa?
Sudah kah Anda menyambung Tali
Kasih sebagai bukti cinta Anda pada masa depan buah hati?
Segeralah persiapkan sedini mungkin dan selagi masih mungkin...!
Demi waktu sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi kecuali bagi mereka yang bijak.....