visi & misi

Minggu, 15 Juni 2014

PROFESI AGENT ASURANSI ADALAH PROFESI LUAR BIASA, BUKAN FREELANCE.

Saya masih ingat. Persis setelah resign dari sebuah perusahaan sepeda motor Jepang, saya coba lagi peruntungan di dunia jualan dengan menjadi agen asuransi. 

Waktu itu jalurnya lewat Agen asuransi yang menjual polish kepada saya. Saya tidak tahu apa dan bagaimana asuransi. Pokoknya begitu lihat ada PELUANG, saya langsung mendaftar.

Bayangan waktu itu, jadi agen sama dengan jadi sales pada umumnya. Ada target jualan. Digaji bulanan. Ternyata bayangan gaji buyar dengan seksama begitu tahu bahwa agen itu gak digaji. Pendapatannya murni didapat dari hasil jualan. 

Menjadi agen, berdasarkan informasi yang saya dapat selama ini, jauh dari kesan kerja sambilan. Ada target yang harus dikejar. Ada tim yang harus dibentuk. Ada pelayanan terhadap pelanggan yang harus dipenuhi dan ditangani dengan teliti dan penuh kesabaran. 

Semakin banyak klien, semakin besar tanggungjawabnya. Semakin banyak agen yang berhasil direkrut, semakin banyak juga kerja yang harus dituntaskan. Mulai dari memotivasi dan membimbing tim, sampai memastikan setiap tim bekerja sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Meskipun tidak digaji, tidak masuk daftar karyawan, tapi agen tak ubahnya sebuah profesi yang menuntut keseriusan dan kerja keras. 

Ini adalah perpaduan antara jualan dan jaringan. Gabungan antara mencari nasabah dan membentuk tim kerja. Semakin besar omset yang dihasilkan oleh tim, maka semakin tinggi jenjang karir yang didapat. Pada saat itulah target yang harus dicapai semakin besar, agar karir semakin tinggi lagi.

Orang asuransi bilang, menjadi agen adalah satu cara untuk berkarir secara mandiri. Bebas menentukan jam kerja. Tidak terikat aturan perusahaan yang menetapkan delapan jam ngantor.

Tapi pada prinsipnya, menjadi agen adalah pilihan dalam mendapatkan penghasilan. Sama baiknya dengan pilihan menjadi pengusaha atau karyawan. 

Kalau hanya dijadikan sambilan, maka jenjang karir yang didapat akan cenderung jalan di tempat. Bahkan mati di tengah jalan, yang pada akhirnya merugikan pembeli polis yang notabene adalah orang-orang terdekat si agen.

Bagaimana tidak. Ketika seorang agen tidak lagi aktif atau mengundurkan diri, urusan administrasinya akan dialihkan ke agen lain yang belum tentu dia kenal. Ketika ada klaim, boleh jadi akan muncul masalah karena kedekatan antara agen dan pembeli polis jadi berjarak.

100% di bidang asuransi seperti saya saat ini, dengan prinsip yang telah mendarah daging: 

KOMITMEN - KONSISTEN - FOCUS - PRESISTENCE. 

Agen seperti inilah yang dibutuhkan oleh pemegang polis. Paling tidak, ketika harus mengajukan klaim, ada orang terdekat yang siap membantu dan mempercepat prosesnya. Rasa aman dan nyaman adalah layanan terpenting dalam asuransi. Dan agen yang baik adalah yang mampu menjaga rasa itu selama setidaknya 10 tahun mencicil premi bulanan.

Saya komitmen menjalani profesi ini lantaran prospek asuransi masih sangat besar. Coba lihat berapa banyak orang Indonesia yang sudah punya polis asuransi. Masih sedikit sekali.

Data Fitch Media Department menyebutkan:

Penetrasi asuransi di Indonesia, seperti dikutip Investor Daily Indonesia, mencapai 1,7%. Jauh lebih kecil dibandingkan negeri jiran, Singapura dan Malaysia, yang penetrasinya sudah mencapai 4%.

Jumlah pemegang polis asuransi di Indonesia tercatat hanya sekitar 63 juta, dimana 10 juta adalah pemegang polis individual dan 53 juta adalah pemilik polis gabungan. Dan hanya 3% masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi kesehatan.

Kata kunci asuransi adalah proteksi masa depan.
 

Orang Indonesia sebenarnya sudah banyak yang memproteksi aset yang dimiliki, tapi sayang proteksi itu dilakukan karena dipaksa pihak lain. 

Maksud saya, ketika Anda membeli mobil atau motor dengan fasilitas cicilan, pihak leasing akan mewajibkan Anda mengeluarkan uang untuk asuransi all-risk kendaraan sekian tahun lamanya sampai cicilannya lunas. 

Artinya, asuransi dibeli karena kebutuhan pihak pemberi jasa cicilan, bukan karena kebutuhan pemilik kendaraan.

Dan menurut saya, proteksi paling krusial adalah terkait biaya kesehatan dari tahun ke tahun yang selalu bertambah mahal. Uang tabungan atau deposito yang dikumpulkan berbulan-bulan belum tentu sejalan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk rawat-inap sekian tahun ke depan. 

Sekarang tingkat kesadaran masyarakat dalam membeli polis memang masih sangat rendah. Tapi satu saat ini, atau setidaknya lima tahun ke depan, ketika pemerintah telah menerapkan jaring pengaman sosial yang salah satu implementasinya mewajibkan setiap warga negera memiliki polis asuransi, produk ini akan menjadi bisnis yang diminati banyak pekerja.

Dan saat itulah agen asuransi benar-benar tidak bisa lagi dijadikan kerja sambilan, tapi sebagai sebuah profesi yang harus dilakoni secara serius dan profesional. 

Sebelum hari itu tiba, Anda bisa mulail merintisnya dari sekarang. Karena percayalah. Lima tahun ke depan itu bukanlah waktu yang lama.
 
Ketua Dewan Asuransi Indonesia Kornelius Simanjuntak mengklaim gaji seseorang yang berkarir di sektor asuransi bisa melebihi direksi sebuah perusahaan.

Kornelius mengatakan, peluang karir di asuransi sangatlah besar. Selain itu pendapatan seseorang yang berkarir di sektor asuransi juga bisa menjadi gantungan hidup.


"Gaji orang asuransi lebih besar dari bank, kalau tidak mengenal tidak mengetahui apa yang di sana, sekarang agen bekerja di asuransi gaji direksi kalah."


Menurut dia, untuk mencapai pendapatan yang besar, pekerja asuransi harus tekun dengan pekerjaannya. Jika kunci tersebut digunakan maka dipastikan pendapatan pekerja asuransi bisa melebihi pendapatan pekerja lulusan strata satu yang bekerja di tempat lain.

"Income mereka bagi yang menekuni dengan baik kalau gaji S1 Rp 3 juta-Rp 4 juta (perbulan), itu sebelum satu tahun 6 bulan training review. Jangankan Rp 6 juta, Rp 15 juta -Rp 20 juta diraih, dengan syarat ditekuni."
 
Kornelius menceritakan, pekerja asuransi di luar negeri sangat dihargai, karena masyarakat di sana sudah mengetahui pendapatan bekerja di sektor asuransi sangatlah besar. "Di negara maju kita ngobrol di mana bekerja orang asuransi banyak uang, enak ya jadi agen," tuturnya.

Hal tersebut sudah dilakukan mahasiswa yang diajar Kornelius.

 "Mahasiswa saya aja ada beberapa terjun ke profesi ini, income-nya begitu dia lulus, semester 5-6 income sudah ada Rp 20 juta-Rp 25 juta, melaksanakan anjuran saya untuk berkarir, dampak cukup posisitif dan sangat positif, apalagi dengan adanya OJK."

sumber :http://bisnis.liputan6.com/read/722501/wah-gaji-agen-asuransi-bisa-kalahkan-direksi 
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

PELUANG BISNIS * PASSIVE INCOME GENERALI