Bulan
Februari lalu saya diajak bertemu oleh seorang member MLM di bidang
produk kesehatan propolis. Dia menawarkan sebuah bisnis tanpa tutup
poin, tanpa iming-iming, modal hanya sekali, dan bisa diwariskan. Karena
saya juga punya bisnis, maka saya langsung mengiyakan ajakannya untuk
bertemu. Mungkin kami bisa berbagi peluang bisnis, dan soal siapa
bergabung dengan siapa, siapa yang tahu.
Kami bertemu awal Maret di rumahnya. Dia mengundang leadernya untuk
berbagi wawasan dengan saya. Setelah sang leader memaparkan prospek
bisnis di MLMnya, saya pun memaparkan prospek bisnis di perusahaan saya.
Harus diakui bahwa sistem MLM terbukti telah banyak sekali mencetak
orang-orang kaya baru dalam waktu singkat. Semuanya ada orang-orang kayanya.
Tapi ada beberapa faktor yang membuat saya belum akan bergabung dengan bisnis MLM, setidaknya dalam waktu dekat.
- Bisnis MLM biasanya tergantung musim. Tahun ini MLM A yang ramai, tahun depan MLM B, tahun berikutnya MLM C, dan seterusnya. Dulu di kampus saya, aneka bisnis MLM muncul silih berganti di kalangan mahasiswa. Saya sendiri sempat mengikuti beberapa di antaranya, tapi tidak terlalu serius sehingga tidak ada yang berhasil.
- Produk sebuah perusahaan MLM mungkin sangat bagus, tapi dengan mudah akan selalu ada kompetitor yang membuat produk sama bagusnya atau bahkan lebih bagus. Perlu dicatat, kompetitor produk MLM bukan hanya sesama perusahaan MLM, tapi juga produk non-MLM, yang pada umumnya memberikan harga lebih murah.
- Sistem sebuah perusahaan MLM mungkin sangat oke, tapi dengan mudah akan muncul kompetitor dengan sistem yang sama okenya atau bahkan lebih oke. Faktor nomor 3 ini menimbulkan munculnya istilah “kutu loncat” dalam bisnis MLM.
- Adanya keraguan mengenai kekuatan perusahaan. Perusahaan MLM umumnya masih baru, belum terbukti eksis dalam jangka panjang. Banyak perusahaan MLM yang dulu ramai, sekarang tidak terdengar lagi kabarnya. Kalaupun kantornya masih berdiri, anggota-anggota barunya sudah tidak ada. Tampaknya mereka hidup hanya dengan menggantungkan penjualan pribadi dari anggota-anggota lama.
- Saya sendiri sudah punya bisnis yang luar biasa, yaitu bisnis asuransi di GENERALI.
Dibandingkan bisnis MLM, bisnis asuransi memiliki beberapa kelebihan yang menutupi kekurangan yang saya sebutkan di atas.
- Bisnis asuransi tidak tergantung musim. Sampai kapan pun orang akan butuh asuransi.
- Produk asuransi akan tetap laku dijual walaupun ada perusahaan kompetitor punya produk lebih bagus. Hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain ketidakseimbangan informasi dan tidak mudahnya sebuah produk asuransi dibandingkan dengan produk dari kompetitor. Setiap perusahaan asuransi punya produk unggulan dengan nilai lebih yang biasanya tidak terdapat pada kompetitor. Dan jika sebuah produk dirasa kurang prospektif untuk dijual, perusahaan asuransi bisa membuat produk baru yang lebih baik.
- Keberhasilan dalam bisnis asuransi tidak terlalu bergantung pada sistem bisnisnya. Orang bisa sukses dan sejahtera hanya dengan berjualan produk. Tapi memang, jika mengikuti sistem, kesuksesan yang diraih akan jauh lebih besar. Dan dalam hal ini, bisnis asuransi memiliki sistem yang bagus, kuat, dan seandainya dirasakan ada kekurangan, sistem tersebut dengan mudah bisa diubah menjadi lebih baik. Sistem di perusahaan saya sendiri, GENERALI telah beberapa kali mengalami perubahan ke arah yang lebih baik, sehingga kini menjadi lebih simpel dan mudah dicapai, namun dengan kompensasi yang lebih menguntungkan dan berjangka panjang.
- Kekuatan perusahaan asuransi tidak perlu diragukan lagi, khususnya yang sudah berdiri lama dan berskala global. Banyak perusahaan asuransi masuk dalam kategori Top Forbes 2000 atau bahkan Fortune 500. GENERALI sendiri termasuk yang terbesar di kategori perusahaan asuransi.
Kesimpulannya, bisnis asuransi memiliki fondasi yang jauh lebih kuat
dibanding bisnis MLM mana pun, baik dari segi kebutuhan masyarakat,
produk, sistem, maupun perusahaan. Jika ingin kaya dalam waktu singkat,
MLM boleh jadi pilihan. Tapi jika ingin kaya dalam waktu cepat sekaligus
makin kaya dalam jangka panjang, bisnis asuransi lebih layak jadi
pilihan.
Selain itu ada beberapa hal lain yang membuat saya merasa nyaman dengan bisnis asuransi.
- Produk asuransi bersifat intangible, tidak terindera. Dengan demikian, saya tidak direpotkan dengan urusan menyimpan atau membawa barang.
- Stok produk asuransi selalu tersedia, berapa banyak pun permintaannya.
- Di mana pun dan kapan pun, saya bisa menawarkan jualan saya.
- Bisnis asuransi bisa dijalankan secara sendiri (hanya berjualan saja), bisa juga dengan membentuk tim. Dari komisi penjualan saja pun, orang bisa hidup secara cukup sejahtera.
- Jumlah orang yang perlu saya rekrut untuk menjadi agen asuransi, jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah orang yang harus direkrut seorang member MLM.
- Bisnis asuransi memberikan keamanan finansial dalam jangka panjang, tidak khawatir perusahaannya tutup atau agen-agennya lari ke perusahaan lain. Hal ini karena agen asuransi adalah sebuah profesi resmi, lengkap dengan kode etik dan tuntutan profesionalismenya, sehingga orang yang bergabung di dalamnya akan berpikir dalam kerangka masa depan yang panjang. Berbeda dengan MLM yang pada umumnya lebih tampak seperti proyek bisnis sementara.
TIDAK ADA YANG SEMPURNA.
SETIAP BISNIS ADA KEKURANGAN & KELEBIHAN.
SETIAP BISNIS ADA KEKURANGAN & KELEBIHAN.
KEPUTUSAN DAN PILIHAN ADA DI TANGAN ANDA.
MLM ATAU ASURANSI...?