Kenapa Kita Harus Berasuransi?
Banyak sekali diantara
kita yang masih skeptik (ragu - ragu) atau sudah terlebih dahulu sinis,
negatif atau defensif mati - matian jika ditawarkan program perencanaan
keuangan seperti asuransi, bahkan tidak sedikit yang langsung alergi
bila mendengar kata asuransi disebutkan.
Pengalaman pribadi saya, sebagian teman - teman saya seketika menjaga jarak dengan saya begitu mereka tahu saya berprofesi sebagai agen, seolah - olah saya mengidap salah satu jenis penyakit menular yang berbahaya.
Pada suatu kesempatan lain, saya juga pernah menerima pengalaman yang kurang menyenangkan tentang profesi saya sebagai agen dimuka umum, yang menurutnya seorang agen hanya tidak lebih dari seorang tenaga pemasaran yang hanya manis didepan tapi pahit dibelakang.
Tapi saya tidak kaget dengan reaksi - reaksi seperti itu karena saya merasa bukanlah seorang tenaga pemasaran seperti yang dimaksud dan juga saya mengerti kalau tipe orang yang perfeksionis akan selalu bersikap hati - hati dan memiliki banyak pertimbangan terhadap suatu produk/informasi baru, yang menurut pengetahuan mereka dapat menyebabkan kerugian dipihaknya, saya juga maklum karena mungkin sebagian dari mereka masih banyak yang belum mengerti dan memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai asuransi.
Berikut ini beberapa penjelasan singkat, kenapa kita harus memiliki asuransi.
- Hal yang pertama adalah karena kita orang Indonesia.
- Di Indonesia baru 2% dari seluruh penduduk Indonesia yang sudah memiliki asuransi, berbanding terbalik dengan Singapore yang memiliki populasi sekitar 5.312.400 jiwa (Sensus 2012), tapi kepemilikan asuransi sebanyak 12.192.849 polis atau sama dengan 244% dari total seluruh penduduk Singapore.
- Di Indonesia banyak sekali gunung berapi, negara kepulauan yang rawan dengan bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir atau tanah longsor. Indonesia adalah salah satu negara yang berpeluang tinggi terhadap resiko bencana alam versi UN-ISDR bahkan beberapa letusan gunung berapi yang ada di Indonesia termasuk letusan gunung berapi terbesar di dunia seperti letusan Gunung Krakatau (1883), letusan Gunung Tambora (1815) dan letusan Gunung Toba (77 ribu tahun yang lalu), yang masing - masing memiliki skala 6, 7 dan 8 VEI.
- Asuransi dapat memutus rantai kemiskinan. Beban yang harus kita dan generasi anak kita bisa diputus dengan mengontrol resiko melalui asuransi.
- Cara menabung yang salah. Sejak kecil kita sudah diajarkan menyisihkan sisa uang jajan untuk ditabung, secara tidak disadari bahwa cara menabung seperti ini lebih sulit diterapkan karena memiliki tingkat kedisiplinan yang rendah dan mereka akan menabung jika ada uang sisa jajan. Rumusnya menjadi Pendapatan - Pengeluaran = Menabung, menurut kajian para Financial Planner, cara yang lebih efektif untuk menabung dengan menggunakan rumus Pendapatan - Menabung = Pengeluaran. Secara tidak sadar, dengan berasuransi, kita telah menerapkan rumus kedua dengan mengalokasikan sebagian penghasilan untuk ditabung, baru kemudian sisanya digunakan untuk kebutuhan sehari - hari. Untuk tahap lebih lanjut terdapat rumus Pendapatan
- Nilai suku bunga investasi yang lebih tinggi ketimbang deposito apalagi tabungan biasa. Rata - rata suku bunga deposito sebesar 6% p.a, suku bunga tabungan sebesar 2% - 3% p.a,sedangkan suku bungan investasi di asuransi berkisar 12 - 15% p.a, diatas rata - rata tingkat inflasi sebesar 9% - 11% per tahun.
- Manfaat asuransi yang tidak dapat ditemui pada jenis investasi lainnya seperti obligasi, reksadana, saham, tanah, rumah, emas atau logam mulia lainnya.
- Asuransi itu GRATIS. Sedikitnya nilai investasi yang akan terbentuk dalam jangka waktu tertentu, dapat mengembalikan modal investasi yang sudah dibayarkan selama masa setor atau bahkan memberikan keuntungan karena nilai investasi yang terbentuk lebih besar dari modal yang ditanamkan dan jika terjadi klaim, maka klaim tersebut nilainya cuma - cuma atau gratis.
- Karena asuransi memberikan uang pertanggungan dimuka, pada saat kita baru membayar premi awal.
- Karena suatu saat nanti, kita akan berbagi tabungan dengan profesional, yaitu dokter atau guru. TAPI dengan asuransi, kita telah memisahkan antara tabungan dengan biaya pengobatan/pendidikan, sehingga tabungan yang telah kita persiapkan tidak akan berkurang dengan adanya asuransi.
- Walaupun kita telah menjaga pola makan dan gaya hidup kita dengan sehat TAPI faktor - faktor eksternal yang tidak bisa kita kontrol seperti polusi udara, berkurangnya kandungan gizi pada bahan - bahan makanan, kemacetan yang menimbulkan stress, proses penuaan cepat atau lambat akan membawa kita kepada suatu titik akhir.
- Karena kita ingin mendapatkan pelayanan rumah sakit yang sesuai dengan apa yang telah kita upayakan selama sehat.
- Karena dengan berasuransi kita hanya perlu membayar premi asuransi saja, bukan membayar seluruh tagihan rumah sakit.
- Walaupun kita telah memiliki tunjangan kesehatan dari tempat kita bekerja atau dari negara sekalipun, tapi jika dianggap sudah unfit karena terlalu lama berada dirumah sakit, maka tidak mungkin kita akan kehilangan pekerjaan atau bisnis kita.
- Karena tingkat pelayanan medis itu tergantung dengan jumlah uang yang dibayarkan. Kelas VIP tentu berbeda pelayanannya dengan kelas 3.
- Karena kita berkesempatan memiliki asuransi selagi sehat dan produktif, jika kita ingin memiliki asuransi pada saat kita membutuhkan karena sakit atau sudah tidak produktif akan menjadi lebih sulit.
- Karena semua ini tentang CINTA, KOMITMEN dan TANGGUNG JAWAB selaku kepala keluarga, selaku suami terhadap istri, selaku ayah terhadap anaknya, selaku anak kepada orang tuanya, selaku kakak selaku saudara, selaku seseorang yang mampu untuk dicintai dan mencintai.
Dengan pemahaman dari penjelasan diatas,
tentunya kita dapat menyimpulkan sendiri bagaimana pentingnya orang
Indonesia memiliki asuransi. Asuransi secara langsung atau tidak
langsung telah turut mensejahterakan rakyat Indonesia, diantaranya:
- Menurunkan tingkat kemiskinan dengan terbukanya kesempatan kerja yang besar bagi siapa saja tanpa mengenal jenis kelamin, tingkatan pendidikan, pengalaman kerja, kondisi fisik atau suku bangsa.
- Mengupayakanan penggalangan dana investasi untuk membantu pendanaan pembangunan di sektor riil dan non riil dan menularkan budaya positif dengan mengajak bangsa Indonesia untuk senang berinvestasi.
- Mensejahterakan rakyat dengan memberdayakan kemampuan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan pendidikan yang layak dengan cuma - cuma atau biaya murah.
- Mendukung pembangunan nasional dengan membayar pajak atas seluruh aset dan pendapatan yang dimiliki oleh perusahaan asuransi.